5 januari 2012
6:30 PM
Bedroom
Hujan rintik-rintik malam ini sangat meneduhkan. Dari dulu saya menyukai warna, suara dan ritme yang dikeluarkan oleh tetesan air dari langit tersebut. Seperti petikan alat music yang temponya tidak beraturan. Kadang stagnan, lambat, bahkan cepat diiringi dengan deru angina.
Seperti itulah saya menjalani hidup, penuh kenikmatan karena apa yang ada disekitar kita memang perlu dinikmati. Setiap momen yang ada di dalam hidup kita, setiap kejadian, setiap langkah yang kita ambil apapun itu saya menganggap itu adalah warna. Warna kehidupan. Dari situlah saya menjalani hidup tanpa perencanaan. Jalan aja, tanpa alur
tanpa planning
tanpa naskah
tanpa scenario
tanpa tuntunan
dan…tanpa peneman suasana (saya tahu ini ambigu, namun maknanya hanya saya yang paham..haha )
Rentetan kejadian berlangsung begitu saja. Kematian seorang saudara, kehadiran sanak saudara berbeda etnis dari jauh, menjadi konsultan event-event, menangani hal yang sebenarnya saya takut untuk hadapi, Nobi (notebook saya) yang mengalami koma, kedekatan saya dengan Ibu saya (ya, saya memang tidak dekat dengan keluarga saya), ada juga saat dimana kehidupan saya dan kepribadian saya ditelanjangi begitu saja oleh teman saya yang berasal dari jurusan psikologi (saya shock mengenai keakuratan hasilnya), perasaan jenuh tingkat akut pada pekerjaan saya, hingga kehausan saya akan lingkungan dan teman baru. Saya perlu menemukan diri saya kembali… saya seperti mengalami sebuah masa dimana saya seperti seorang manusia dengan kepala yang kosong dan linglung… bingung hendak melangkah.
Lelah pastinya….
Nobi, yang kini telah diinstall ulang dengan W7 ultimate oleh seorang teman (Thanks) mengalami kehilangan basic data dan player. Dia kembali virgin..perawan kembali
Mungkin dari sederet hal-hal yang sebelumnya saya rasakan berat di hati dan pikiran Tuhan memberikan sebuah jalan kecil yang nantinya akan lapang dan terang untuk melangkah.
Saya sendiri cukup terkejut.
Di malam perayaan tahun baru, ketika hujan yang tidak kunjung berhenti it uterus bernyanyi, saya memaksakan diri untuk menghadiri perayaan tahun baru di rumah salah satu anggota CS (couchsurfing) yang kebetulan tidak jauh lokasinnya dengan tempat tinggal saya. Karena hujan hanya berupa gerimis kecil, saya mengenakan sweater biru, syal tebal biru, dan coat merah serta membawa misoa goreng tepung roti buatan saya karena tema acaranya adalah Potluck Party. Berjalan dengan perlahan, dibawah rintik hujan kecil tersebut saya banyak berfikir, sambil melaju menghiraukan beberapa kecelakaan yang terjadi di jalan raya kenjeran dan dengungan terompet dan air horn yang saling berseruan di jalan, sudah tahun 2012. Sebuah tahun genap. Dimana banyak yang meramalkan segala hal yang berbau mistis dan kaitannya dengan kiamat. Dengan segala perkiraan bencana yang akan terjadi, entah itu dari paranormal, ahli agama, badan meteorology dan geofisika hingga NASA. Ya Tuhan. Hidup seperti apa yang sudah saya jalankan… ? lalu berlanjutlah di rumah seorang kawan CS yang ternyata seorang yang berwawasan luas dan bijak baik secara agama maupun pengetahuan. Kami membicarakan segala macam hal mulai dari travelling, hingga masalah berat dalam agama dan segalanya. Sebuah dialog yang cerdas, dalam dan rumit untuk digambarkan. Yang menyadarkan saya… mereka telah melangkah jauh untuk menempuh pengetahuan itu..lalu apa yang telah saya tempuh selama ini..? adakah sesuatu..?
Belum…saya belum melangkah. (itulah kesimpulan saya)
Jujur, ibadah adalah hal kesekian dalam urutan kegiatan saya. Bahkan sudah lama sekali saya tiak melakukan ibadah. Saya hanya berdoa dalam kata, tanpa tindakan fisiknya. Saya sering mengumpat dan berkata kasar. Memang belum banyak orang yang mengenal sisi saya yang lain. Mereka hanya menganggap saya lucu, enak diajak bicara, bodoh, konyol, gila, heboh dan segalanya. Tapi.. itu kedok sodara
Maaf.
Dari berbagai perenungan di bawah hujan, yang akhirnya sering sekali saya lakukan, Tuhan seperti memberi sebuah ketukan kecil yang bergema dahsyat. Seperti munculnya keinginan untuk sholat, keinginan untuk selalu berdoa dalam setiap tindakan/kegiatan yang saya lakukan, selalu bersyukur, menghadapi orangtua saya dengan sabar dan penuh kasih, menghadgai setiap momen yang ada dengan sekitar, hingga keinginan kuat untuk mengenakan jilbab (lagi).
Ya Tuhan….
Berat loh hal terakhir itu…
(yang mengingatkan saya akan mimpi seorang karib saya bahwa saya sedang tekun mengaji…padahal saya sendiri sudah lupa, kapan terakhir saya mengaji)
Jadi, beragam hal yang terjadi dalam kehidupan memang dapat kita realisasikan bagai sebuah warna. Warna-warna cemerlang yang membuat hidup kita dapat terus berjalan tanpa timbul sebuah kejenuhan. Dan ketika kejenuhan itu tiba, atau kita berada titik warna paling gelap pasti akan timbul sebercak warna terang yang akan memandu kita menuju warna yang lebih terang dan cerah dan mengajak warna gelap tersebut untuk berani pergi jauh dari ruang gelap tersebut. Itulah move on.
Berani untuk bangkit dan pergi jauh dari ruang kelam menuju tingkatan kehidupan yang lain.
Move on, dear….move on
Do not stuck..
Luthfi Estika Dhani
a.k.a
Xaphie Gunsou.